Sejauh aku hidup, 2020 adalah tahun paling menyebalkan. Selain pandemi covid-19, ditolak 6x oleh jajaran perguruan tinggi impian tentu bukan pengalaman yang bisa aku senyumin kala itu. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mencoba suatu konsep mengerikan dimana mereka yang melakukannya dianggap orang gagal yang menganggur, konsep itu disebut “Gap Year”. Saat itu aku langsung tertuju ke Bias Education sebagai tempat pertaruhan untuk mengembangkan diri. Kenapa aku pilih Bias? Simpel, siapa juga yang ga tertarik ke kampung Inggris?

Teman-teman hebat dari berbagai daerah di Indonesia aku temukan disini. Aku, dengan keterbatasan intelektual ini, sangat terbantu dengan teman-teman suportif dan kurang ajar seperti mereka. Sialnya, berjuang dan tertawa bersama mereka menjadi momen yang aku rindukan sekarang.
Oh, tentu saja teman yang aku dapatkan bukan hanya yang senasib seangkatan sepenangguan. Tutor dan mentor di Bias siap menjadi teman bermain serta mental supportku selama disini. Aku sering bertanya dan berdiskusi dengan para Tutor di Bias perihal soal dan materi atau pun hal-hal nyeleneh tentang krisis identitas, dan mereka entah mengapa bersedia menjawab pertanyaanku hahahaha.
Office menjadi tempat spesial buatku di Bias karena hampir setiap malam aku belajar disini sampai larut. Disini juga aku sering belajar bersama teman-teman yang lain dan juga berdiskusi dengan para tutor. Kipas yang ga nyala tapi masih setia menoleh kanan-kiri menjadi saksi keberadaanku disana.

Hingga setelah semua hari dimana aku kurang tidur, kurang asupan ig, twitter, fb, youtube, dan teman-temannya, alhamdulillah, Allah dengan rendah hati memberiku rezeki dengan lolos di Teknik Informatika PENS dan Kimia UB! Sungguh, begitu murah hati Allah telah memberikanku kesempatan yang istimewa. *(foto keterima PENS nya ilang min maap)
Terima kasih kepada Bias dan orang-orang didalamnya beserta teman-teman, Tutor, dan juga ibu bapak kost camp 5 yang telah memfasilitasi tempat untukku berjuang!! U guys are awe-inspiring!! Kita akan bertemu lagi suatu hari nanti, mungkin, semoga 🙂