Saya, Billy Natanael, merupakan alumni SMA N 3 Wonogiri. Dengan jarak tempuh 40 km setiap harinya, saya bersemangat untuk terus menuntut ilmu. Saya menghabiskan waktu setiap hari di sekolah untuk belajar akademik maupun non akademik. Baik mengikuti organisasi maupun lomba akademik, seperti OSN Fisika.
Pada saat pandemi 2020, saya sudah kelas 11 SMA semester 2. Mungkin pandemi ini yang membuat saya tidak produktif, sehingga setengah waktu di SMA hanya menghabiskan waktu untuk bermain game dan belajar ketika ada tugas saja.
Memutuskan untuk Gap Year
Sampai pada akhirnya, pengumuman eligible SNMPTN saya masuk TOP 3 SMA. Awalnya saya ingin masuk di prodi Kedokteran, namun saya gagal di seleksi SNMPTN dan SBMPTN. Akhirnya, saya memutuskan mengambil gap year pertama dengan mengambil kursus Bahasa inggris di BEC Kampung Inggris Pare.
Setelah pulang dari Kediri, saya bekerja sebagai waiter di Yogyakarta. Mungkin di Yogya inilah awal dari motivasi saya untuk melanjutkan kuliah di Universitas Gadjah Mada. Karena persiapan yang masih nol dan saya melupakan banyak sekali materi SMA, saya memutuskan untuk tidak mendaftar seleksi masuk PTN apapun pada tahun 2022 dan mengambil gapyear ke dua saya.
Gap Year Bersama Bias Education
Saya mulai mencari kursus untuk persiapan tes masuk PTN yang sesuai dengan tujuan saya yaitu program Gap year Experience dengan harga yang terjangkau. Akhirnya saya menemukan Bias Education, Lembaga Bimbingan Belajar spesialis Gap Year, yang fokus agar lolos UTBK SNBT.
Sesuai dengan ekspektasi, di Bias Education saya dapat belajar dengan intensif mulai dari pagi sampai sore, bahkan malam hari. Karena di sini terdapat kelas regular bersama tutor yang dimulai pada pagi hingga siang hari, setelah itu dilanjutkan dengan kelas bersama (Sahabat Belajar). Ini adalah salah satu program yang cukup membantu saya dalam memahami pelajaran. Karena di sini saya dapat belajar bersama teman-teman yang super seru yang mana salah satunya menjadi SB (Sahabat Belajar).
Kebetulan saya merupakan salah satu SB. Walaupun terasa lelah namun saya dapat lebih memahami suatu materi maupun soal-soal ujian. Selain itu, saya juga bertemu dengan teman-teman yang super ambis sehingga saya dapat termotivasi untuk terus belajar.
Setelah belajar materi dan latihan soal, terdapat try out setiap minggunya. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengetahui sejauh mana progress belajar saya. Dengan try out ini, saya dapat mengukur kemampuan saya dan bisa menjadi bahan evaluasi selanjutnya.
Waktu paling mengesankan di Bias Education adalah ketika visit campus ke UGM. Tentu saja ini adalah momen yang membuat saya lebih yakin dan semangat untuk dapat berkuliah di UGM.
Kuliah di Kampus Impian
Hingga pada saat waktunya untuk mendaftar SNBT saya berkomunikasi dengan orang tua dan berkonsultasi dengan kakak yang ada di Bias Education. Akhirnya, saya memutuskan untuk mendaftar pilihan pertama Teknik Kimia UGM dan pilihan kedua Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta.
Hingga pada saat pengumuman saya diterima di pilihan kedua. Namun, saya belum menyerah dengan kesempatan terakhir yang saya miliki. Saya mendaftar UM CBT UGM dan akhirnya saya diterima di Teknik Kimia UGM yang mana merupakan kampus Impian saya dan alhamdullilah saya mendapatkan subsidi 100%.
Ini adalah perjalanan yang cukup panjang untuk mendapatkan Kampus Impian. Banyak orang berkata bahwa gap year merupakan suatu aib ataupun hal yang buruk. Namun, menurut saya gap year merupakan masa di mana saya dapat belajar mengenai artinya berjuang.
“ Be Process To Get Success “