Ditolak Berkali-kali, Akhirnya Diterima Kedokteran Gigi. Inilah Kisahku!

Kisah Alumni - Muhammad Bintang Raja Faleqy

Perkenalkan namaku Bintang seorang gap year taker. Di masa SMA, aku bukan termasuk orang yang masuk ke jajaran orang pintar di kelas. Bahkan selama kelas 10—11 aku tidak pernah masuk ke 10 besar. Hal itu disebabkan karena aku terlalu aktif di kegiatan organisasi. Tapi di kelas 12, setelah aku melepas semua tanggung jawabku di organisasi, aku masuk 3 besar.

Setelah mengikuti semua seleksi dan belum mendapatkan hasil, aku memutuskan untuk gapyear. Hal yang memang sudah aku rencanakan sejak awal karena aku merasa persiapan UTBK ku belum well prepared. Pada awal2 UTBK aku mengalami dilema karena masih belum bisa menemukan metode belajar yang cocok buat aku. Sampai akhirnya aku tidak belajar sama sekali selama 5 bulan aku menjalani gapyear.

Aku ga sengaja liat story temen aku, terlihat seperti di kelas dan ada papan tulis yang penuh dengan materi fisika. Di sana, aku bertanya itu lagi apa ternyata bimbel di Pare. Aku memutuskan untuk daftar dan ya, AKHIRNYA aku sampai di Bias Education.

Nah di sinilah titik balikku, aku menemukan metode belajar yang cocok denganku. Aku menemukannya ketika aku jadi SB (Sahabat Belajar). Sahabat belajar adalah member yang menjadi tutor untuk member lain yang kurang faham tentang suatu materi. Dan setelah kutelusuri ternyata metode belajar dengan cara mengajar adalah Feynman Technique.

Bimbel Bias Education menerapkan metode belajar tersebut. Kenapa metode ini sangat efektif? Karena ketika kita mengajar, kita pastinya harus bisa bikin orang lain faham. Otomatis kita juga harus faham dengan apa yang akan kita ajarkan. Jadi dengan cara itu aku bisa faham tentang suatu materi yang aku sebelumnya bahkan kurang faham.

Alhamdulillah, setelah tahun 2021 aku ditolak oleh semua PTN, jalur SNMPTN, SBMPTN, mandiri di 4 PTN berbeda. Finally, di tahun 2022 aku lolos melalui jalur SBMPTN pilihan pertama di FKG UNEJ.

Bagikan :