Aku, Nida Tiara Arrosikha adalah gadis Kebumen saat ini telah berhasil tembus perguruan tinggi negeri top 3. Banyak kejutan yang telah terjadi dalam kurun waktu dua tahun ini. Berkali-kali penolakan telah aku alami, hingga aku memutuskan untuk menjadi seorang gap year taker selama 2 tahun ini yang sesungguhnya aku takuti.
Tahun pertama masa gap year ku, aku isi dengan pengembangan hobi yang Alhamdulillaah dapat meraih beberapa prestasi. Setahun gap year ternyata belum cukup bagiku untuk layak berada pada tempat ini. Hingga kuputuskan kembali untuk berjuang setahun lagi. Bias education di Kediri, adalah tempatku mengukir perjuangan yang terus terkenang di dalam hati.
Suatu ketika, aku mendapatkan kabar bahwa bapakku telah meninggal. Perjumpaan terakhir ketika bapak mengantarku ke Kediri, rasanya seperti mimpi. Aku tak percaya. Hal itu sangat berpengaruh dalam belajarku. Aku mengalami demotivasi dan ingin menyerah. Tibalah UTBK 2022, yg merupakan kesempatan akhir bagiku untuk mengikuti UTBK. Ku kerjakan semampuku dan hasilnya masih gagal.
Ketika melihat kegagalan itu, ibuku justru lega. Ternyata saat aku UTBK, ibuku seketika berubah pikiran dan tidak meridhoiku untuk masuk kedokteran. Setelah konsultasi dengan ibu dan guruku, akhirnya ibu merestuiku untuk mengikuti UTUL UGM.
Begitu tenang dan lancar saat aku mengerjakan UTUL UGM. Setelah mengerjakan ujian rasanya angin percaya diri berhembus begitu saja. Aku menjadi tenang. Dan Alhamdulillah pada saat pengumuman aku diterima.
Kesedihan kepergian bapak tak perlu berkepanjangan. Karena aku yakin bahwa bapakku dapat menyaksikanku dengan kuasa dari Allah. Bapak, maafkan aku yang tidak bisa mengabulkan keinginanmu menjadi seorang dokter. Allah telah menunjukkan takdir terbaik untuk anakmu ini. Semoga kita dapat berkumpul menjadi keluarga utuh di surga-Nya kelak. Aamiin